JBN NEWS ■ Dua kabar buruk datang hampir bersamaan terkait penanganan penyebaran Coronavirus di Tana Luwu hari ini, Jumat, 24 April 2020.
Betapa tidak, dua orang warga Tana Luwu yakni seorang santri warga Bua Kabupaten Luwu dan santri asal Bonebone Luwu Utara yang pernah menarik perhatian publik sejak pulang dari salah satu pondok pesantren di tanah Jawa kabarnya keduanya positif terpapar Covid-19.
Namun sayangnya, Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Luwu Utara, Komang Krisna, saat dikonfirmasi via WhatsApp, pada Jumat malam (24/4) terkesan masih setengah hati dalam membuka informasi soal kasus terbaru tersebut.
Jubir resmi Covid-19 Luwu Utara itu masih enggan membuka data dan kondisi OTG yang dimaksud. "Belum ke Masamba, tapi dikarantina di Makassar," kata Jubir saat membalas pesan redaksi Koran Seruya.
Dalam rilisnya, gugus tugas Covid-19 Luwu Utara bukan menyebut PDP melainkan OTG atau Orang Tanpa Gangguan yang kini naik status menjadi Positif COVID-19 berdasarkan hasil test PCR di Labkes Makassar, Jumat pagi tadi.
OTG asal Luwu Utara itu terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan hasil pemeriksaan dari BBLK Makassar melalui uji PCR (hasil tes swab) bukan hasil Rapid Test.
“Hasil yang tidak menyenangkan dari cluster Temboro warga Luwu Utara yang terkonfirmasi positif Covid-19 berdasarkan uji PCR BBLK Makassar, sehingga Luwu Utara sudah ada satu kasus positif import case,” ungkap Komang, Jumat (24/4/2020), di Masamba lewat siaran pers Pemkab Luwu Utara.
Warga Desa Sidomukti Kecamatan Bonebone Luwu Utara ini (Tuan X, 19 Tahun), melalui informasi lain yang didapatkan redaksi Koran Seruya disebut-sebut adalah santri yang baru pulang dari Ponpes Al-Fatah Temboro Magetan, Jawa Timur pada Sabtu 18 April lalu melalui pintu masuk Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.
Tapi, kasus hari ini berbeda dengan kasus sebelumnya, dimana sebelumnya sempat diberitakan santri X asal Maipi dinyatakan positif lewat Rapid test pertama dan setelah Rapid test kedua dinyatakan negatif.
Kasus Santri di Luwu Positif Covid-19
Sedangkan santri lainnya, yang berasal dari Bua Kabupaten Luwu, berinisial M, oleh Direktur RSUD Batara Guru Belopa, dr Daud Mustakim, juga dinyatakan positif Covid-19, usai dimintai keterangan, Jumat (24/4/2020).
“Iya, hasil swab 1 santri positif, inisial M. Sedangkan, pemeriksaan swab 1 santri berinisial Y lainnya negatif,” kata dr Daud Mustakim.
Dikatakan dr Daud, hasil pemeriksaan swab dua santri yang dikirim ke Laboratorium Dinkes Sulsel tersebut diterima pihaknya sejak Kamis (23/4/2020).
“Kita akan swab ulang santri yang hasil swab-nya negatif, Y, sebagai bentuk antisipasi. Sebab, hasil swab rekannya positif, sedangkan dia negatif. Pemeriksaan ulang ini untuk lebih memastikannya dan kita berharap pemeriksaan kedua tetap negatif,” ujar dr Daud.
Kedua santri ini, baik M yang hasilnya positif, dan Y yang hasil swabnya negatif, masih dirawat di RSUD Batara Guru Belopa.
Jubir Covid-19 Palopo Ikut Angkat Bicara
Mendengar informasi jika Luwu dan Luwu Utara kini "berhasil" mencatatkan sebuah rekor baru, juru bicara resmi terkait penanganan Covid-19 kota Palopo, Dr dr Ishak Iskandar MKes ikut angkat bicara.
Ia mengaku tidak terlalu kaget, karena proses yang dilakukan sudah sesuai prosedur pemeriksaan yang ketat di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar.
"Karena daerah tetangga ta sudah ada yang kena, kalau yang di Luwu Utara OTG yang positif itu masih dikarantina di rumah sakit Makassar, sedangkan yang Luwu masih dirawat di RSUD Batara Guru, maka kami meminta, agar kita semua di Palopo untuk lebih waspada lagi, harus disiplin dan patuh pada pemerintah dan ulama," sebut dokter Ishak.
Mantan Kadis Kesehatan kota Palopo yang kini menjabat Asisten III menambahkan, agar semua masyarakat di kota ini untuk tidak memandang remeh dan enteng persoalan, janganki macapa, jangan ki taggenang," ajaknya.
Dengan kejadian terkini tersebut, Palopo sekarang diapit oleh 2 daerah yang sudah memiliki 1 PDP Positif Covid-19, yakni Luwu dan Luwu Utara, dimana di kedua kabupaten tetangga kota Palopo itu masih belum diberlakukan PSBB atau pembatasan sosial berskala besar, sehingga kemungkinan perpindahan virus antar kab/kota bisa saja terjadi, apalagi jika warganya tidak disiplin mematuhi protokol terkait pencegahan Coronavirus yang telah dikeluarkan pemerintah.
■ YP/JBN