Oleh: Mat Dullah
WAJAR jika anda bertanya, siapa sosok Hairul yang terdengar sayup namanya nyalon Wakil Bubati Sumenep.
Hairul emang bukan siapa-siapa. Tapi ia suka berteman dan membantu banyak orang.
Hairul lahir di Pasongsongan, 40 tahun lalu. Hairul lahir dari keluarga pedagang. Kakek buyut Hairul, pernah jadi saudagar di Jember. Ayah dan ibunya biasa saja.
Sosok Hairul yang dikenal banyak orang karena dia mau berteman dengan siapa saja. Entah pejabat, pengusaha, LSM, aktivis, wartawan dan dia Juga Komisaris di berbagai Media Online, Limadetik.com, JNN.co.id dan JBN.co.id, rakyat biasa maupun dengan Kiai atau kelompok pesantren.
Emang benar, Hairul bisa berteman dengan kelompok pesantren?
Yup...Hairul itu dasarnya suka bantu orang. Apalagi terkait kehidupan Kiai yang tak punya waktu mencari nafkah karena sibuk mengajari santri dan melayani ummat.
Membantu kiai atau memberi perhatian kepada guru ngaji atau lembaga pendidikan, itu juga didasari Hairul atas wasiat ayahnya.
Maklum, mendiang ayah Hairul tercatat santri Ponpes Tebuireng, Jombang. Di tahun 70-an, ayah Hairul lulus dari pesantren ayah Gus Dur.
Ayah Hairul berwasiat: kelak jika kamu diberi banyak rejeki oleh Allah SWT, perbanyak bantu orang miskin dan orang yang perlu bantuan. Utamakan kiai/ustad, guru ngaji langgar. Perhatikan. Mereka sibuk mengajari agama ke santri dan ummat. Sehingga tak punya waktu untuk mencari nafkah keluarganya. Mereka berjihad di jalan Allah SWT. Bagi yang tak mengerti, mereka disangka kaya karena tak pernah meminta-minta," itu pesan mendiang ayah Hairul yang tertanam dalam jiwa raga Hairul.
Wajar jika sekarang Hairul akrab dengan sejumlah kiai dan kelompok pesantren. Termasuk sangat dekat dengan KH Thaifur Ali Wafa, sang Mursyid Tharekat asal Ambunten, Sumenep.
Kedekatan Hairul berawal saat Pilpres 2019. Waktu itu, Hairul menjadi koordinator sayap pemenangan Sandiaga Uno. Sedangkan Kiai Thaifur mendukung Prabowo Subianto.
Hubungan dan komunikasi soal Pilpres itu ternyata terus terajut keduanya hingga saat ini.
Baru-baru ini, Hairul sowan ke Kiai Thaifur. Minta advise soal pencalonan sebagai Wabup. Kiai Thaifur memberi amalan (bacaan) u dilakukan shalat istikharah.
Hasil istikharah? Entahlah...belum ada bocoran.
Soal bantu-bantu, sudah menjadi kebiasaan Hairul. Baik yang fresh money maupun pekerjaan/program yang bisa memenuhi kebutuhan orang yang perlu dibantu.
Kebiasaan ini sudah lama dijalani Hairul. Sejak dia tajir melintir karena usaha bisnisnya. Hanya Hairul tak banyak ekspose dan bikin institute-institute. Bukan karena dia mau Nyalon Wabup.
Soal Nyalon Wabup, Hairul emang tak minat dari awal. Hairul pasrah atas ketentuan-Nya. "Kalau sudah jalan hidup saya harus dijalani, siapa yang bisa menghalangi?," ucap Hairul suatu ketika.
Maka tak heran, nama Hairul masuk great dalam lembaga survei asal Surabaya. Padahal, Hairul tak pernah melangkah u menaikkan popularitas dan elektabilitasnya.
Diam saja, elektabilitas Hairul masuk di angka 7%.(***)