JBN NEWS ■ Bantaran sungai Rongkong yang membabi buta menghanyutkan beberapa rumah di Desa Pengkendekan, Kecamatan Sabbang, Kabupaten Luwu Utara, Sulsel masih menjadi perbincangan publik.
Salah satu warga, Herman (36) yang masih bertahan di bantaran sungai Rongkong menuturkan bahwa kejadian yang menimpa sungai Rongkong sudah lama terjadi.
"Sebenarnya ini sudah lama terjadi, namun yang parah sekitar seminggu yang lalu sampai-sampai banyak warga yang harus pindah," jelasnya.
Saat disinggung mengenai solusi dari pemerintah setempat, Herman mengatakan saat ini pemerintah setempat hanya berencana untuk meluruskan sungai Rongkong tersebut, tetapi tidak ada tindak lanjutnya.
"Kalau malam hari, saya dan keluarga merasa takut akan adanya longsor," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Pengkendekan H. Muslimin, saat dikonfirmasi awak media mengatakan bahwa memang benar kejadian banjir itu sudah lama, namun akhir akhir ini baru terjadi longsor.
"Memang sudah lama air itu meluap namun baru-baru ini 12 rumah yang di bongkar dan masih numpang di rumah keluarga masing-masing dan sebagian numpang di pondok pondok," ujarnya.
Ia melanjutkan, bahwa adapun rumah yang terbawa oleh arus sungai itu adalah rumah permanen (Rumah Batu).
"Kita juga sudah mengajukan permohonan bantuan ke pimpinan dan beberapa SKPD terkait, tapi sampai sekarang belum ada," jelasnya.
H. Muslimin menambahkan, untuk bedah rumah kita dibatasi dan untuk warga yang terkena dampak longsor mereka tidak dapat bantuan, mereka harus inisiatif sendiri untuk membangun rumah masing-masing.
Diketahui tahun 2018 sebanyak 14 rumah dibongkar akibat longsor dan banjir, tahun 2020 sebanyak 2 rumah dibongkar dan 21 rumah terancam terdampak longsor.
■ YP/JBN