JBN NEWS ■ Heboh pengeroyokan wartawan di Sumenep pada Senin 17 Agustus 2020 kemarin, mendapat perhatian serius dari Kapolres Sumenep AKBP Darman, SIK. Perhatian ini guna menjaga Sumenep tetap dalam kondisi aman dan kondusif.
Terkait hal ini, berbagai langkah preventif dan upaya saling menjaga kondisi khamtibmas terus dilakukan. Hal itu diungkap Kapolres Sumenep AKBP Darman, SIK dalam keterangannya kepada awak media, hari ini.
Terkait kejadian kemarin, Darman mengatakan, bahwa insiden tersebut berawal dari kendaraan yang di duga milik saudara kholik. Dilakukan di badan jalan, wilayah Gapura, tujuannya agar akses jalan kendaraan yang mengangkut material tidak melewati jalan tersebut.
Karena dianggap mengganggu pengguna jalan, maka kemudian datanglah sebagian warga Palolokan komplain agar kendaraan tersebut di pindahkan. Namun kendaraan tersebut tidak bisa di pindahkan
"Dengan kejadian tersebut anggota kami berupaya mediasi agar kendaraan tersebut tidak mengganggu ketertiban umum," ujarnya.
"Karena tidak ada titik temu, kita kirim (lagi) anggota kami dari Polres," imbuhnya.
Sebelumnya, lanjut Kapolres, memang ada masalah terkait perbaikan jalan yang rusak dari Desa Gapura - Gresik Putih, yang diduga akibat kendaraan muat material.
"Kemudian karena massa bertambah banyak, sementara kendaraan tidak bisa di pindahkan, maka didorong ke Polsek itu. Masyarakat sebagian tidak puas, karena yang terganggu itu bukan hanya kendaraan yang mengangkut material saja, tapi warga yang ingin masuk kesana juga merasa terganggu, itu khan jalan umum," jelasnya.
Selanjutnya, kendaraan didorong ke Polsek dan dilakukan mediasi, oleh pak Kapolsek dan Wakapolres.
"Akhirnya ada titik temu, PT Garam akan melakukan perbaikkan jalan dalam 8 hari kedepan, titik-titik mana jalan yang rusak," katanya.
Kapolres menampik jawaban terkait laporan kedua belah pihak yang merasa dirugikan, baik yang menyangkut pencemaran nama baik, maupun tuduhan penerimaan sejumlah uang. Menurutnya hal itu perlu didalami lebih lanjut, karena belum tentu benar. Namun dia membenarkan kini kedua belah pihak saling melaporkan.
"Dan kami berada ditengah dan mengupayakan untuk dilakukan mediasi, meskipun nanti kalau tidak ada titik temu, ya dua-duanya nanti harus di proses," katanya.
Disebutkan oleh Kapolres, guna menjaga hal-hal yang tidak diinginkan Polres membentuk dua tim guna menangani masalah ini secara cepat.
"Biar kasus ini cepat selesai, agar tetap kondusif. Sumenep itu terkenal kondusif, jangan sampai terciderai oleh hal-hal seperti ini," harapnya.
"Jangan sampai kejadian kemarin itu membesar, karena itu, saya minta tolong rekan-rekan media, bantu kami untuk saling menjagalah," tambahnya.
Perkembangan terkini, diakui Kapolres masih dalam proses, kita melakukan pemeriksaan.
"Harapan kami keduanya bisa islah lah, itu lebih baik, bantu kami rekan-rekan media untuk menyejukkan Sumenep," pinta Kapolres.
Keterangan Versi Kholik
Sementara itu, Pimpinan Media Online Bongkar86, Kholik -- wartawan yang menjadi korban pengeroyokan kemarin menjelaskan, semula pihaknya meminta oknum (desa) itu menelpon Camat Gapura untuk memperjelas perkara mereka yakni terkait jalan atau akses menuju Desa Gersik Putih.
Ternyata, sambung Kholik, yang datang bukan Camat Gapura, melainkan masa yang kemudian mengeroyok dirinya hingga babak belur dan harus mendapat perawatan medis.
“Tiba-tiba datang segerombal anak muda pakai motor dan beberapa orang yang kemudian mengeroyok saya,” jelasnya, yang saat ini menjalani perawatan di RSUD Moh Anwar Sumenep.
Padahal, kata Kholik, sebelum pengeroyokan terjadi, personil Polsek dan Koramil Gapura juga sudah ada di lokasi kejadian.
Dia mengatakan, ihwal kejadian kemarin sudah dilaporkan ke Polres Sumenep untuk mendapat keadilan.
Dibenarkan oleh Kholik, saat peristiwa tersebut Ia tidak mengatasnamakan dirinya sebagai wartawan.
“Saya (hadir) atas nama warga biasa,” katanya.
■ Rls/R-01