JBN NEWS ■ Pasar Benteng Pancasila (Benpas) Mojokerto diresmikan pada Kamis (22/10). Disela kunjungan ke Jawa Timur Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti, Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi serta Wakil Ketua Komite II Bustami Zainuddin turut hadir dalam peresmian pasar digital tersebut.
Pasar Digital Benteng Pancasila (Benpas) diresmikan Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari perdana penjualan. Tujuannya pasar Benpas tentu untuk memajukan ekonomi, terlebih setelah krisis pandemik.
Selain itu, ia juga mengenalkan bentuk transaksi modern yang akan digunakan di Pasar Benteng Pancasila nanti.
Dalam sambutannya, Ketua DPD RI Lanyalla mengatakan pasar adalah tonggak perekonomian.
“Saat ini kita memang memasuki cara hidup yang berbeda. Atau yang kita kenal dengan istilah New Normal. Era baru ini memaksa kita mengubah pola hidup. Termasuk memaksa kita mempercepat dan memaksimalkan penggunaan teknologi. Salah satunya teknologi digital," jelasnya.
Sementara Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengatakan, Pasar Benteng Pancasila (Benpas) ini adalah pasar rakyat yang diharapkan dapat menjadi pasar yang maju, mandiri dan tertib.
“Untuk itu, saya meminta kepada para pedagang dan pengunjung untuk melaksanakan kewajiban yaitu merawat bangunan ini, menjaga kebersihan dan ketertiban pasar ini. Sehingga dengan adanya pasar ini masyarakat bisa merasakan manfaat, kenyamanan dan memenuhi kebutuhannya, dalam jangka panjang," terangnya.
Selain sektor perdagangan, pemanfaatan sistem digital tersebut juga nantinya akan merambah pada sektor pendidikan. Contohnya, pemanfaatan sistem teknologi yang akan digunakan pada kantin-kantin sekolah, sehingga nantinya, transaksi jual beli tidak lagi menggunakan uang tunai.
Selain itu, wali kota perempuan pertama di Mojokerto itu juga mengenalkan bentuk transaksi modern yang akan digunakan dalam bertransaksi di Pasar Benteng Pancasila nanti.
Ning Ita mengatakan, jika Pasar Benteng Pancasila itu merupakan pasar keempat yang dibangun setelah dua tahun menjabat dengan tujuan untuk memajukan ekonomi, terlebih setelah krisis pandemik. (MI/JBN)