JBN NEWS ■ Hernia nukleus pulposus (HNP) atau dalam istilah awamnya saraf terjepit diakibatkan menonjolnya bantalan tulang belakang sehingga menjepit saraf tulang belakang.
Nyeri akibat saraf terjepit dapat mengganggu aktivitas harian penderitanya. Saraf terjepit ini juga bisa mengenai segala usia, baik muda maupun tua. Pada usia muda umumnya disebabkan oleh cedera dan beban berat pada tulang belakang sehingga menyebabkan penonjolan bantalan tulang atau diskus intervertebrali.
Sedangkan pada usia tua disebabkan proses degenerasi dan hilangnya elastisitas batalan tulang. Dahulu, kondisi saraf terjepit perlu ditangani dengan operasi terbuka yang memiliki banyak risiko dan proses pemulihan lama.
Ketua Indonesian Neurosurgical Pain Society (INPS) Dr. dr. Wawan Mulyawan, SpBS, SpKP mengatakan bahwa saat ini sudah ada solusi mengatasi nyeri akibat saraf terjepit tanpa operasi.
Dia mengatakan teknologi Interventional Pain Management (IPM) menerapkan teknik-teknik intervensi untuk menangani nyeri subakut, kronik, persisten, dan nyeri yang sulit diatasi, baik secara independen maupun bersama dengan modalitas terapi lainnya.
Menurutnya, teknologi IPM ini dapat berupa injeksi kortikosteroid, radiofrekuensi ablasi, laser, kateter RACZ, endoskopi tulang belakang, dan yang paling terbaru adalah DiscFX.
“Semua teknologi ini akan membantu menangani nyeri tulang belakang yang menjadi salah satu keluhan utama penderitanya saat berkonsultasi dengan dokter," kata Wawan Mulyawan dalam diskusi media secara daring, baru-baru ini.
Pembicara lain, dr. Mustaqim Prasetya, SpBS menambahkan bahwa saraf terjepit sudah dapat diatasi dengan teknologi invasif minimal tanpa bedah terbuka dan risiko yang minimal.
"Saraf terjepit sudah dapat ditangani tanpa perlu rawat inap, dan proses pemulihannya cepat. Selain itu, biaya jauh lebih terjangkau dibandingkan operasi terbuka dulu," ujarnya.
Pembicara ketiga, dr. Danu Rolian, SpBS mengatakan salah satu teknik IPM untuk mengatasi rasa nyeri tanpa operasi adalah kateter RACZ yang berukuran mikro dan akan dimasukkan ke dalam rongga epidurasl di tulang belakang.
"Prosedur kateter RACZ ini hanya membutuhkan waktu 30-45 menit, sehingga tidak perlu rawat inap,” jelas dr. Danu.
Teknologi IPM terbaru lainnya adalah teknologi DiscFX yang dapat mengatasi jepitan saraf tulang belakang sehingga nyeri bisa tuntas.
"Tindakan ini hanya memerlukan sayatan kecil. Prosesnya juga cepat dan dapat dilakukan pada beberapa bantalan tulang yang menonjol sekaligus," tuturnya.
Dibandingkan dengan teknologi sebelumnya, DiscFX ini dapat memberikan perbaikan kualitas hidup penderita saraf terjepit lebih baik karena dapat terbebas dari siksaan nyeri.
Gejala Saraf Terjepit
Faktor risiko saraf terjepit ini cukup banyak, antara lain usia, cedera, aktivitas dan pekerjaan (duduk lama, mengangkat ataupun menarik beban berat yang berat, sering memutar punggung ataupun membungkuk).
Selain itu, latihan fisik terlalu berat dan berlebihan, terpapar getaran yang konstan, olahraga berat, merokok, berat badan berlebihan, dan batuk dalam waktu yang lama.
Saraf terjepit ini dapat menimbulkan beragam gejala bergantung pada lokasi jepitan itu terjadi. Namun pada umumnya ada tiga gejala seperti berikut:
1. Komponen sensorik (rasa), misalnya kesemutan, kebas, baal yang terasa di tangan atau kaki.
2. Komponen motorik (gerakan), misalnya anggota gerak melemah.
3. Komponen otonom, misalnya gangguan buang air kecil, dan buang air besar. (jpnn)