JBN NEWS ■ Bunga Gumitir menjadi pilihan populer bagi petani di Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem untuk ditanam di lahan persawahan. Karena bunga ini sering dipakai warga masyarakat untuk bahan isian Canang, bahan pelengkap banten maupun untuk dekorasi. Dimana hal ini tentu membuat bunga ini memiliki harga pasar yang tinggi seiring permintaan.
Namun akhir-akhir ini para petani bunga Gumitir mengaku galau akibat harga panen bunga Gumitir yang menurun.
"Dulunya harga jual bunga Gumitir perkresek merah (isi 4 kilo) itu Rp. 60.000 sampai Rp. 70.000 namun sekarang harganya turun menjadi Rp. 40.000 bahkan Rp. 30.000 perkresek merah, " Ujar Wayan, salah satu petani bunga gumitir berasal dari Desa Abang Kelod yang ditemui media ini, pada Jumat (3/9/2021).
Merosotnya harga Gumitir karena pengaruh permintaan pasar yang menurun lantaran tidak ada hari-hari besar upacara ke-agamaan. Disamping itu juga dipengaruhi situasi Pandemi Corona terlebih terjadi pembatasan upacara keagamaan akibat pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).
"Iya memang turun karena permintaan pasarnya juga menurun," Sambung Wayan yang sudah bergelut di bidang ini selama 5 tahun.
Hal ini tentu menyulitkan para petani bunga Gumitir, disamping harganya yang turun, juga karena panen bunga Gumitir hanya dilakukan per-52 hari sekali. "Sekali panen di 3 petak ini, kita hasilkan 25 kresek merah saja," bebernya.
Sementara salah satu petani bunga Gumitir lainnya, yakni Ni Luh Reti menyatakan hal yang sama. Dirinya juga mengaku sepinya pembeli sampai tidak tau harus dijual kemana. "Tolong di bantu juga pemasarannya ya, akhir-akhir ini sepi pembeli, "ungkapnya.
Dilain sisi Perbekel Desa Abang, I Nyoman Sutirtayana yang mendengar hal ini dari para petani tak mau berdiam diri. Dirinya menyatakan juga akan ikut membantu pemasaran Bunga Gumitir ini di sosial media. (BK/Ami)