Jakarta, JBN.co.id - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) perkuat core values Aparatur Sipil Negara (ASN) BerAKHLAK. Upaya ini salah satunya dilakukan dengan menggelar kegiatan "Kemendagri BerAKHLAK Transformasi Budaya Kerja di Era 4.0". Acara ini dilaksanakan secara hybrid di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (23/2/2022).
Agenda tersebut menghadirkan pembicara kunci Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian, dan dua narasumber yakni Deputi Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Alex Denni, serta Pendiri ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian.
Mendagri Tito menyampaikan, saat ini dunia sudah berubah. Hadirnya kegiatan Kemendagri Ber-AKHLAK bertujuan agar para ASN menyadari apa yang terjadi di lingkungan sekitar, dan memberikan pengaruh terhadap organisasi maupun individu itu sendiri. Sebagaimana fenomena yang terlihat di masyarakat, kecanggihan digital dan hadirnya media sosial membuat demokrasi semakin terbuka.
“Pengaruhnya adalah keterbukaan, transparansi, memotong birokrasi, semua informasi-informasi yang berhubungan dengan birokrasi, (dan) pelayanan-pelayanan publik oleh pemerintah,” katanya.
Deputi Bidang SDM KemenPANRB Alex Denni dalam materinya mengatakan, di era digital seperti sekarang ini disrupsi terjadi. Diperkirakan 85 juta pekerjaan akan hilang sehingga perlu terobosan agar fungsi ASN tetap sesuai dengan zaman. Oleh karena itu, penguatan budaya kerja dan employer branding merupakan bagian dari strategi akselerasi transformasi Sumber Daya Manusia Aparatur (SDMA) khususnya ASN.
“Sehingga perlu ada terobosan di bidang learning dan development. Agar ASN kita tetap relevan,” ujarnya.
Denni menuturkan, Kemendagri mempunyai peran vital dalam transformasi SDMA karena sebagian besar ASN berada di bawah lingkup Pemerintahan Daerah dari Sumatra hingga Papua. Denni juga berujar terkait ekspektasi kepada seluruh ASN, yaitu mereka segera memahami dan menyelaraskan perilakunya dengan core values ASN yang sudah ditetapkan. Basic beliefs Pancasila dan core values BerAKHLAK dinilai menjadi pondasi yang kuat untuk transformasi ASN.
“Ke depannya ini akan sangat menentukan masa depan Anda sebagai ASN, mencakup dan tidak terbatas pada aspek terkait evaluasi kerja, tunkin, bonus, tallent class, peluang pengembangan karier dan kesempatan untuk learning dan development,” jelasnya.
Di sisi lain, Pendiri ESQ Center Ary Ginanjar Agustian mengungkapkan, agar bisa bertahan di era VUCA (volatility, uncertainity, complexity, dan ambiguity) maka harus memiliki core values dan core purpose BerAKHLAK. Selain itu juga, para ASN perlu memiliki kemampuan super agility.
Super agility yang dimaksud adalah kemampuan untuk change agility (mampu beradaptasi dengan perubahan apapun), mental agility (mampu bertahan dalam kondisi apapun), people agility (mampu kerja sama dengan siapapun), learning agility (mampu memahami dan mempelajari hal baru dengan cepat), dan result agility (mampu tetap berprestasi dalam kondisi apapun).
Ary menjelaskan pula terkait delapan langkah dalam membangun budaya kerja BerAKHLAK. Langkah itu meliputi, (1) mapping, (2) sosialisasi, internalisasi, (3) memiliki kompetensi membangun budaya kerja, (4) membentuk leader, (5) agen perubahan, (6) evaluasi dan intervensi, (7) award dan apresiasi, (8) serta manfaatkan teknologi. Implementasi core values BerAKHLAK ini harus terinternalisasi dan menjadi keyakinan.
“Belief systems are working model of the world that enables people to achieve desired outcomes and avoid untoward ones,” tandasnya mengutip ahli psikologi dunia Albert Bandura.
(R/Jbn)