JBN NEWS | SELAYAR – Pelayaran kapal KM. Sabuk Nusantara 27 yang melayari warga Kepulauan Selayar dinilai tidak layak lagi untuk pelayaran penumpang. Selain lambat, jadwal pelayaran kapal ini juga sering molor dan batal tanpa pemberitahuan.
Seperti yang dikeluhkan oleh warga Pulau Bonerate yang ikut dalam pelayaran Kapal Sabuk Nusantara 27, yang berlayar dari pelabuhan Bonerate tujuan Pelabuhan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar pada Selasa (4/10/2022).
Ia mengaku kesal dengan lambatnya KM. Sabuk Nusantara 27.
" Hampir 20 jam dilautan belum juga sampai-sampai di tempat tujuan, apakah kapal ini masih layak berlayar. Selain itu, bekal kami juga sudah tidak ada lagi, karena sudah basi," ucap Anca salah seorang penumpang dari pelabuhan Bonerate.
Sementara itu mengandalkan resto diatas kapal juga terbatas. Untung kalau ada, tapi kalau bahan jualan habis, maka kelaparanlah kita. Saya mohon sangat kepada penentu kebijakan dan wakil rakyat agar turun melihat derita kami ini, kata Anca warga Pulau Bonerate.
"Tol laut itu disiapkan pemerintah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, bukan malah sebaliknya, menyusahkan masyarakat," pungkas Anca dengan nada kecewa.
Keluhan yang sama juga disampaikan Eddy Tappa. Warga Benteng Selayar ini menyebutkan Kapal KM Sabuk Nusantara 27 lambat sekali.
"Saya juga pernah naik itu kapal, memang lambat sekali pak. Saya tak mengerti masalahnya dimana, itu sebabnya, kapal KM Sabuk Nusantara 27 barangkali perlu di ruqyah," sindir Eddy menumpahkan kejengkelannya.
Sementara ditempat terpisah, saat dikonfirmasi ke Kadis Perhubungan Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. Suardi, Selasa (4/10/2022) menjawab singkat, hubungi pihak pelabuhan laut Benteng.
" Coba kita hubungi minta info ke pelabuhan laut Benteng," jawab Kadis Perhubungan, Drs. Suardi.
Sementara itu, UPP II Pelabuhan Benteng, Hasbullah, kepada Pewarta menjawab mengenai keluhan kecepatan pelayaran KM Sabuk Nusantara 27, mengakui kalau kapal KM. Sabuk Nusantara adalah kapal tua.
Namun Hasbullah menyatakan KM. Sabuk Nusantara dengan kapasitas penumpang lebih 100 orang masih dinyatakan laik layar berdasarkan hasil pemeriksaan tahunan.
Mengenai dugaan adanya permainan penggunaan bbm dikapal tersebut, Hasbullah membantah dan mengatakan bahwa Kami tidak pernah tahu ada praktek seperti itu, pungkas Hasbullah. (tim/red).