JBN NEWS | BUTON TENGAH — Tokoh Masyarakat Buton Tengah, H. Burhan Zainuddin memaparkan bahwa selain hasil laut yang cukup berpotensi, di Buton Tengah juga ada hasil alam yang dapat dikembangkan yakni kacang mete atau juga dikenal dengan sebutan kacang mede atau mente.
"Memang selama ini banyak disorot rumput laut, tapi hari ini kita juga melihat bahwa ada masyarakat yang mendapatkan penghasilan dari kacang mete," ujar Burhan saat berada di Desa Lolibu, Jumat (3/2/23).
Dia berharap pemerintah bisa benar-benar fokus mengangkat semua potensi yang ada di Buton Tengah, agar juga dapat menarik para perantau.
"Kalau hasil alam kita sudah dikelola dengan baik, untuk apa lagi masyarakat merantau," ucapnya.
Terakhir dia juga merespon positif pernyataan Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki yang mengajak Pemerintah Kabupaten Buton Tengah di Sulawesi Tenggara untuk menggarap potensi sember daya laut di wilayah itu yang begitu melimpah dan dianggap memiliki nilai ekonomi tinggi.
"Saya baca di media, saat kunjungan kerja ke Buton Tengah, Pak Teten bilang ada tiga potensi sumber daya laut di Kabupaten Buton Tengah di antaranya olahan ikan teri, budidaya lobster, dan rumput laut," paparnya.
"Dan sekarang saya tunjukkan bahwa ada juga kacang mete yang selama ini dikirim ke Jakarta dan berbagai kota lain, tinggal kita yang pastinya dimulai dari Pemerintah Daerah dan masyarakat apakah mau serius atau tidak," tambahnya.
Sebelumnya dalam kunjungan kerja, Minggu (11/10/22) MenKopUKM Teten Masduki menyebut, ada tiga potensi sumber daya laut di Kabupaten Buton Tengah di antaranya olahan ikan teri, budidaya lobster, dan rumput laut.
"Ini yang punya potensi besar untuk dikembangkan. Nanti ada upacara, kita ganti namanya teri Medan menjadi teri Waburense," ujar dia dikutip dari Antara.
Menkop juga melihat pemasaran komoditas unggulan tersebut sudah mulai dilakukan dengan baik oleh para pelaku UMKM, namun menurutnya masih harus disiapkan koperasi pengembangan wisata alam.
"Jadi tiga hal itu saja, kita tidak usah muluk-muluk. Kemudian setelah kita tetapkan sektornya, kita harus mendukung ekosistemnya. Akses pembiayaan, akses pengembangan usaha.
Menkop mengatakan Indonesia perlu mencontoh negara lain dalam hal pengembangan komoditas unggulannya salah satunya Norwegia yang pendapatan negaranya saat ini dominan berasal dari komoditas Ikan Salmon.
Selain itu, Selandia Baru juga dapat menjadi contoh lainnya karena mereka fokus pada pengembangan olahan dari sapi termasuk daging dan susu.
“Kita harus mencontoh mereka karena fokus pada keunggulan domestiknya. Tapi juga harus didukung melalui riset dan inovasi karena Indonesia ini punya kondisi yang berbeda-beda dan harus disesuaikan,” ucap Menkop. (*)