JBN NEWS | JAKARTA — Ketua Partai kebangkitan Nasional Anas Urbaningrum menerangkan, HUT PKN ke-3 yang dihelat besok mengambil tema "Pemerintahan yang Produktif dan Perbaikan Hidup Masyarakat bagi Kebangkitan Nusantara".
Anas menilai tema itu untuk mengingatkan pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.
Ia ingin Prabowo agar menjalankan programnya secara produktif demi memperbaiki hidup rakyat.
"Ya itu kan dua isu yang sesungguhnya satu, apalagi kan ada pemerintahan baru. Jadi PKN ingin mengingatkan dan mendorong bahwa pemerintahan baru yang dipimpin Pak Prabowo ini betul-betul menjadi pemerintahan yang produktif untuk perbaikan hidup rakyat," kata Anas Urbaningrum, pada Minggu (27/10).
Dia menyebutkan, PKN mensaripati rangkain pernyataan Prabowo sejak dulu nyapres 2014, 2019, dan 2024.
"Menurut PKN saripatinya perbaikan hidup rakyat hanya bisa kalau pemerintahnya produktif. Jadi sekarang ini realitasnya pemerintahan baru yang dipimpin Pak Prabowo ini kabinetnya besar kan, nah kabinet besar inilah yang harus ditransformasi menjadi kabinet yang kuat dan produktif untuk semuanya, arahnya adalah perbaikan hidup rakyat," kata Anas Urbaningrum.
Seluruh isu program yang diangkat oleh Prabowo, lanjutnya mulai kedaulatan energi, kedaulatan pangan swasembada pangan, makan bergizi gratis semuanya itu arahnya perbaikan hidup rakyat.
"Jadi kami ingin menggarisbawahi itu di HUT kami yang ketiga. Besok ketika perayaan HUT ke-3 insyaAllah saya sampaikan lebih rinci ya, isu-isu yang menurut PKN penting untuk digarisbawahi menjadi pokok-pokok yang utama yang musti dikerjakan oleh pemerintahan baru Pak Prabowo Kabinet Merah Putih," ujarnya.
Anas juga berharap, meski PKN baru tiga tahun namun punya cita-cita besar dan harapan panjang ke depan.
Intinya kata dia, PKN hadir bukan untuk PKN semata.Tapi PKN harus hadir, lahir, berkembang dan tumbuh untuk menjadi kekuatan demokrasi yang produktif.
"Pemerintahan yang produktif itu bagian dari demokrasi yang produktif, kalau demokrasi untuk demokrasi, partai untuk partai, nanti berjarak dengan kepentingan rakyat, sementara kepentingan rakyat tidak terurus, kalau kepentingan rakyat tidak terurus nanti rakyat jadi yatim. Ibu pertiwi tak mengurus anaknya berarti anaknya banyak yang jadi yatim, kami ingin tak ada rakyat yang jadi yatim yang tak terurus oleh negara, dan negara diurus pemerintah, dan pemerintah musti jadi produktif, dan partai pun meskipun masih muda ingin menjadi kekuatan yang produktif," bebernya.(in/ces)