Akar Desa Indonesia Luncurkan Buku Pedoman Perdes Transisi Energi dan Keadilan Iklim

JBN.co.id
Selasa, 18 Februari 2025 | 17:46 WIB Last Updated 2025-02-18T10:46:37Z

JBN NEWS | JAKARTA — Akar Desa Indonesia menggelar kegiatan peluncuran buku pedoman pembentukan peraturan desa transisi energi dan keadilan ikilm. Dari data Badan Pusat Statistik jumlah wilayah desa di Indonesia kurang lebih 74.000. 

"Tentunya dengan jumlah besar, potensi dan sumber daya alam yang ada di desa sangat besar," kata Rifqi Nuril Huda, Ketua Umum Akar Desa Indonesia, di Aula GBN Jakarta, kemarin.

"Kami sebelum memutuskan untuk membuat buku pedoman ini berangkat dari diskusi-diskusi kecil bersama dengan petani, nelayan dan pemuda desa yang merasakan dampak perubahan iklim," imbuhnya.

Sebagai lembaga independen yang berisikan anak-anak muda yang lahir di desa, lanjut Rifqi, kami berinisiatif untuk memberikan solusi dari bawah yaitu lewat dorongan kebijakan pemerintah desa melalui instrument hukum yaitu peraturan desa tentang transisi energi dan  keadilan iklim. 

"Semoga buku pedoman ini menjadi bagian dari referensi para kepala desa di seluruh Indonesia untuk mulai memasukkan kebijakan transisi energi dan keadilan iklim lewat peraturan desa," ujarnya.

Setelah peluncuran buku pedoman dalam acara tersebut dilanjutkan dengan seminar nasional dengan tema Mendorong Peraturan Desa untuk Transisi dan Keadilan Iklim di Desa yang dihadiri Gulfino Guevarrato Peneliti Seknas Fitra dan Jan Prince Permata Pemerhati Pertanian yang juga pegiat di Yayasan Kekal Berdikari. 

Gulfino dalam paparannya menyampaikan, Peran penting dan kehadiran pemerintah desa terutama di desa daerah pesisir dalam menghadapi dampak perubahan iklim harus dirasakan oleh masyarakat pesisir. 

"Ditambah Permukiman  nelayan di desa pesisir masih dihadapkan pada beberapa tantangan seperti buruknya sanitasi, kurangnya air minum/air bersih dan sampah yang masuk ke rumah-rumah penduduk di pesisir dan banyak di antaranya berkorelasi erat dengan  dampak  perubahan iklim (seperti banjir rob)," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Jan Prince Permata mengatakan, dampak perubahan iklim bagi sektor pangan diantaranya kerusakan  Ekosistem Pertanian akibat degradasi lahan hingga penurunan produksi pangan. 

"Harusnya kita mulai melakukan  Pertanian Organik dan Ramah Lingkungan seperti Penggunaan pupuk organik dan rotasi tanaman. Dan kalau kita mulai dari desa sepertinya itu bisa dikerjakan dan realistis," ujar Jan Prince Permata.

Menariknya seminar yang digelar oleh akar desa indonesia dihadiri puluhan pemuda dan mahasiswa dari berbagai kampus dan mayoritas adalah mereka lahir, tumbuh dan peduli terhadap desa di Indonesia. (*)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Akar Desa Indonesia Luncurkan Buku Pedoman Perdes Transisi Energi dan Keadilan Iklim

Iklan